Senin, 27 Oktober 2014

SEGARRA


            Segarra, sebuah restoran yang berdiri di area Taman Impian Jaya Ancol. Dikenal restoran dengan view yang indah menghadap ke laut. Restoran ini pun kerap dijadikan sebagai venue wedding karena lokasi nya yang indah. 
Dari luar terlihat bangunan putih yang menamp ilkan kesan elegan. Ketika berjalan masuk, setiap tamu disapa dengan ramah dan di bantu mencari tempat duduk yang diinginkan. Tamu dapat memilih ingin duduk di dalam atau diluar.
Hari itu saya memilih duduk di luar, disebuah sofa panjang menghadap ke laut. Disitulah saya  berkesempatan mewawancarai Mas Gusti mengenai tempat ini. Mas Gusti bekerja di bagian Sales di Segarra, ia tahu betul seluk beluk restoran ini.
Setiap harinya segarra buka dari jam 12 siang, yang membedakan weekdays dan weekend adalah jam tutup restoran ini di. Untuk weekdays, segarra tutup jam 12 malam, sedangkan untuk weekend, segarra tutup jam 2 pagi. Untuk weekdays, tamu dari segarra bisa mencapai 150 atau lebih, sedangkan untuk weekend sendiri mencapai kurang lebih 250 orang. Menurut mas Gusti, hari sabtu tepatnya jam 5 sore sampai jam 10 malam, adalah waktu dimana segarra paling ramai dipenuhi tamu.
Ketika restoran sedang ramai pengunjung, dan ada tamu-tamu baru datang. Segarra menerapkan system waiting list. Dimana tamu ingin duduk di luar, dan ketika diluar sudah full, tamu ditawarkan untuk duduk di dalam dulu di dining area atau di lantai dua. Lalu bila ada kursi yang kosong di luar, maka tamu dipindahkan ke kursi yang terletak di luar tersebut.
Area dari segarra sendiri terbagi 2 area, yaitu area berpasir dan tidak berpasir. Spot favorit pengunjung menurut mas Gusti adalah di Orbit Sofa. Dimana sofa tersebut hanya diperuntukkan untuk 2 orang, terletak di paling depan di area berpasir dan langsung menghadap laut. Dikenakan minimum order bila ingin duduk di spot ini, yaitu sebesar Rp 300.000 untuk weekdays, dan Rp 500.000 untuk weekend. Sedangkan sofa yang saya duduki sekarang ini, dimana terletak di area yang tidak berpasir, dapat diduki sekitar 3-5 orang, hanya dikenakan minimum order pada weekend, yaitu sebesar Rp 300.000.
            Setiap hari jumat, segarra memfasilitasi pengunjung dengan menghadirkan live music. Aliran music yang dipilih adalah acoustic. Dulu segarra sempat menghadirkan DJ, namun karena beberapa masukan pengunjung dan pertimbangan manajemen akhirnya diganti dengan live music acoustic. Dimana dirasa lebih ‘nyambung’ dengan suasana segarra yang romantis dan tenang. Hal ini pun mendapat respon positif dari pengunjung.
            Terdapat cukup banyak pelayan di restoran ini, sehingga pengunjung tidak sulit bila membutuhkan bantuan pelayan. Menurut mas gusti, pelayan di restoran ini merupakan pegawai kontrak sehingga pihak Segarra dapat menilai kinerja mereka dan memutuskan apakah akan memperpanjang kontraknya atau tidak. Namun setiap pelayan diberi training sebelum bekerja disini, sehingga memiliki product knowledge yang baik dan memberikan servis yang memuaskan untuk tamu Segarra. Segarra menerima dengan baik bila ada kritik dari konsumen, Karena Segarra ingin dapat memuaskan keinginan konsumen. Misalnya, bila ada keluhan mengenai makanan, maka diganti dengan yang baru.
            Segarra kerap memberikan penawaran menarik untuk makanan dan minumanya. Misalnya ketika saya datang, terdapat promo “Buy 1 Cocktail, free 1 Mocktail”. Penawaran ini kemudian di publikasikan oleh pihak segarra melalui akun social media nya yaitu di twitter @segarraancol dan fanpage “Segarra Jakarta” di facebook. Untuk promo wedding venue, semua diserahkan segarra pada website Weddingku.com, diamana website tersebut yang mempromosikan segarra sebagai  sebuah wedding venue.

PENGUNJUNG
Saya mewawancarai Livia, untuk melihat dari perspektif konsumen menge
nai Segarra. Livia adalah mahasiswi berusia 19 tahun. Ia datang bersama teman-temanya ke Segarra, sembari menikmati hidangan yang dipesanya, ia setuju untuk berbincang sebentar dengan saya.
  Livia telah 5 kali mengunjungi segarra. Ia bercerita bahwa ia mengunjungi segarra pada beberapa special occasion, yaitu diantaranya, ulang tahun temanya dan juga anniversary dengan pacarnya. Alasan mengapa ia tidak terlalu sering mengunjungi segarra adalah karna ia tinggal di daerah Pondok Indah, sehingga cukup jauh dari lokasi Segarra di Jakarta Utara.
Untuk service sendiri, livia merasa puas karena merasa setiap ia memerlukan bantuan pelayan disini, selalu ada yang melayani. Juga ia merasa disambut ketika datang kesini dan dicarikan tempat duduk, tidak seperti di banyak restoran lain.
Menurut livia, harga dari makanan di segarra sangat worth it, karena dengan harga segitu, livia dapat menikmati makanan sambil disajikan dengan view yang indah dan tempat yang nyaman untuknya. Spot favorit livia adalah di sofa panjang pada bagian yang tidak berpasir. Karena ia merasa tidak nyaman bila kaki nya menyentuh pasir, dan dari spot ini pun, ia merasa tetap dapat menikmati view laut sama dengan orang orang yang duduk di tempat yang berpasir.

LIBERICA KEMANG


Liberica merupakan sebuah coffee shop yang berlokasi di beberapa tempat di Indonesia dan memiliki beberapa cabang di Jakarta, yaitu di  Gandaria City, Cilandak Town Square, Pacific Place, Cntral Park dan Kemang. Cabang Liberica yang saya pilih adalah cabang di Kemang, Jakarta Selatan. Alasanya, disitulah tempat favorit salah satu informan saya untuk menghabiskan waktu bersama teman-temanya dari sore hingga laru
t malam.
Dua kali saya datang ke liberica mencoba untuk mewawancarai pihak liberica, akhirnya pada kedatangan saya yang kedua kali saya berhasil bertemu 
dengan mas Krisna dan ternyata beliau bersedia membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan saya mengenai tempat ini.
Liberica menyediakan pilihan dessert, makanan dan minuman yang dapat dibilang cukup beragam. Dimulai dari hari Rp 15.000. Menurut mas Krisna, setiap tahunya liberica berusaha terus menambah variasi menunya. Uniknya, menu nya juga ada yang datang dari ide customer. Berawal dari saran customer yang berkata “Mas bikin yang seperti ini dong…” akhirnya dibuatkan minuman seperti yang diminta customer tersebut, yang selanjutnya dicoba dibuatkan tester untuk dicoba pengunjung lain dan responya positif sehingga dijadikan menu tetap.
Jumlah pengunjung saat weekend bisa mencapai 200 orang. Angka yang menurut saya tidak berlebihan karena setiap saya datang ke tempat ini memang selalu ramai. Mas Krisna mengatakan bahwa weekend lah saat-saat paling ramainya Liberica, mulai ramai pada pukul 9 malam keatas.  Walopun di tempat ini tidak ada live music atau event seperti di beberapa tempat lain yang menjadi competitor Liberica, namun hal tersebut sepertinya tidak menjadi masalah bagi customer liberica. Tempat yang nyaman untuk duduk-duduk atau nongkrong sambil menikmati menu pilihan, menjadi nilai tambah tempat ini dan itulah juga yang memang diusung oleh liberica. Sebenarnya, menurut mas Krisna, di cabang liberica lain  sebenarnya ada event-event yang suka diadakan. Namun karena tempat dari liberica cabang ini tidak terlalu besar, maka menjadi tidak memungkinkan.
Promosi dilakukan oleh liberica melalui akun sosial media twitter, instagram dan facebook mereka. Akun instagram dan twitter mereka memiliki nama yang sama yaitu @libericacoffee. Uniknya, akun instagram mereka diisi dengan foto-foto dan quote yang banyak berhubungan dengan coffee. Misalnya salah post di instagram dengan fo
to cup bertuliskan liberica dan quote diatasnya bertuliskan “Cofee makes ordinary moments, extraordinary”.

PENGUNJUNG:
            Saya berbincang dengan seorang pengunjung bernama shaniq, yang sedang duduk dengan 2 orang teman nya di sudut coffee shop ini. Shaniqua sendiri mengaku lumayan sering mengunjungi tempat ini karena lokasi nya yang tidak jauh dari rumahnya yang juga berlokasi di kemang.
            Menurutnya tempat nya yang “pewe” dan dessert nya yang menurutnya enak, menjadi alasan mengapa ia kerap kembali lagi ke tempat ini. Macaroons adalah makanan favorite shaniq. Selain itu, dalam urusan service, shaniq merasa puas akan pelayanan yang ditawarkan oleh Liberica. Menurutnya, pelayanya ramah sekali dan siap membantu ketika ia bingung memilih ingin order apa.
            Ketika ditanya apakah dia mengupdate ketika ia berada disini ke social medianya, ia menjawab ‘iya’. Namun ketika ditanya apakah ia memfollow salah satu akun  resmi liberica di social media, baik instagram ataupun twitter, ia menjawab “Emang ada ya? Ngga follow sih aku..”. Jadi ternyata terlihat masih ada gap disini.
            Ketika ditanya apa ada yang bisa ditingkatkan dari tempat ini, shaniq menjawab bahwa menurutnya menu, service dan kenyamanan sudah cukup, yang ia berharap ditambahkan adalah fasilitas toilet walopun di dekat liberica ada toilet namun ia kerap malas harus keluar dari liberica dahulu untuk ke toilet. Selain itu, ia sudah merasa puas dan mengatakan bahwa akan kembali lagi ketempat ini.


Learning Farm


Banyak dari kita yang belum mengetahui ada sebuah taman di jakarta yang luasnya berhektar-hektar dengan berbagai fasilitas seperti bersepeda dan terdapat area tersendiri untuk berkebun, membajak sawah dan mengenal
berbagai binatang.Taman tersebut adalah ecopark, yang terletak di dalam area Taman Impian Jaya Ancol. Sedangkan area untuk berkebun, membajak sawah dan mengenal berbagai binatang disebut dengan learning farm, yang terletak di dalam eco park. Saya berkesampatan untuk berbincang dengan Bapak Suprayitno, selaku salah satu pengelola Learning Farm dan mengetahui lebih dalam mengenai manajemen Learning Farm.
            Learning farm setiap harinya dibuka pada pukul 08.30 dan tutup pukul 17.00. Seperti yang dipaparkan diatas, bahwa tidak dikenakan biaya untuk masuk ke learning farm. Tiket masuk memang gratis, namun bila ingin melakukan kegiatan berkebun dan lainya disediakan paket mulai dari harga Rp 50.000.
            Learning farm sendiri sebenarnya memang diperuntukan untuk pelajar sekolah dasar sampai dengan SMP, menurut bapak Suprayitno. Mereka menargetkan sekolah-sekolah untuk field trip atau melakukan kunjungan wisata ke Learning Farm. Oleh karena itu, kegiatan promosi yang mereka lakukan lebih condong kepada telemarketing. Dimana mereka menelfon sekolah-sekolah, dan menawarkan berbagai paket kegiatan yang dapat dilakukan oleh murid-murid sekolah tersebut bila berkunjung ke Learning Farm. Mereka memberikan diskon hingga 10% bila tahun sebelumnya sekolah itu telah berkunjung ke learning farm, dan kembali lagi tahun ini.
            Event-event juga sering dilakukan ketika ada hari nasional yang berhubungan dengan anak, misalnya Hari Anak dan Hari Ibu. Seperti pada hari anak kemarin, learning farm melakukan event menanam pohon bersama. Dengan begitu anak anak dan orang tuanya dapat berpartisipasi dalam kegiatan yang menyenangkan, sekaligus mendidik.
            Dari tahun ke tahun, learning farm berusaha melakukan inovasi, baik dalam bidang materi yang diajarkan ke anak-anak maupun fasilitas misalnya menambahkan variasi binatang, tahun ini mereka menargetkan untuk menambah binatang rusa ke area learning farm.  Hal ini dilakukan agar pengunjung merasa tidak bosan bila datang ke learning farm karena ada hal yang baru yang dapat dilihat.
            Untuk urusan staff sendiri, pihak learning farm tidak memiliki kendali karena itu semua yang mengurus adalah korporat Taman Impian Jaya Ancol. Namun meskipun begitu, staff di training sebelum bekerja disini agar dapat memberikan service yang baik, terutama dalam memberikan materi yang edukatif kepada murid-murid yang berkunjung ke Learning Farm.

PENGUNJUNG:

            Saya berbincang sebentar dengan salah satu anak berumur 10 tahun bernama salsa yang mengunjungi Learning Farm. Ia menuturkan bahwa ia datang kesini bersama keluarganya. Orang tuanya, Ibu Merry, menuturkan bahwa ia memang sengaja mengajak salsa kesini untuk dapat mengenalkan berbagai binatang dan juga tanaman tanaman. Salsa mengaku ia senang berkeliling melihat binatang. Favoritnya adalah tempat dimana terdapat kolam besar dan ia bisa memberi makan ikan.
            Ibu Merry mengaku tidak mengetahui bahwa ada paket kegiatan yang bisa dilakukan seperti membajak sawah. Padahal menurutnya, bila ia ditawari ia ingin melakukanya karena menurutnya kegiatan tersebut akan menyenangkan dilakukan oleh anaknya. Sehingga terlihat disini bahwa informasi tidak tersampaikan kepada pengunjung. Walaupun begitu, ibu merry dan salsa mengaku senang ada tempat seperti ini di Jakarta. Karena merupakan suatu sarana yang edukatif sekaligus menyenangkan untuk anak-anak.