Rabu, 24 September 2014

"4 Paket"


Family – Man, begitu Stephen menyebut dirinya. Ia memang seorang bapak yang sangat dekat dengan keluarganya. Pianis berusia 45 tahun ini selalu berusaha mengisi waktu luang yang ia punya dengan anak-anak dan istrinya.

“Aku si biasanya spend dengan keluarga. Ntah itu pergi ke mal/ ke rumah saudara, yang biasanya kita ngga bisa pergi di hari rutinitas. Terkadang juga nonton.”

Stephen juga suka mengajak anak-anaknya liburan ke luar kota atau keluar negeri. Bila mereka memiliki waktu libur yang cukup panjang. Misalnya ketika anaknya sudah selesai UAS. Stephen mengajak anak-anaknya liburan bukan untuk memberi reward atau penghargaan atas hasil belajar mereka di sekolah. “Itu hanya memberikan suasana baru bagi mereka. Bagi saya ya juga begitu, untuk refreshing.”

Menghabiskan waktu bersama keluarga bukan lah merupakan beban untuk Stephen melainkan sebuah kesenangan. Dirinya kini tak lagi suka berpergian sendiri. “Hampir semuanya senang, karena kalau kita pergi ke suatu tempat. Pasti selalu memorable. Aku si lebih family – man ya, kalau saya pergi dengan keluarga, senang aja. Bisa ngajak mereka kemana gitu, aku senang. Kalau pergi se


ndiri, malah kepingin pulang haha.” Ujar Stephen sambil tertawa kecil.

Stephen menginginkan anaknya menjadi seseorang yang dekat dengan keluarga pula. Sehingga di waktu luangnya, Stephen juga mengajar anak-anaknya. Ia menerapkan semi-home schooling. “Agar anak2, lebih dekat dengan keluarga dibandingkan di luar.” Jelasnya, ketika ditanya mengapa memilih metoda pembelajaran semi-home schooling. Stephen juga berharap dengan menerapkan metode ini, anaknya menjadi percaya kepada orang tuanya dan tidak lebih percaya kepada guru. Karena itu Stephen rela mengisi waktu luangnya membantu mengerjakan pr anak, mengajar beberapa pelajaran dan mengajarkan anaknya piano.

Stephen juga ingin mengenal lingkungan anaknya, sehingga bila ada waktu luang, ia akan menyempatkan datang ke sekolah anaknya. Dimana system sekolah anaknya memperbolehkan orang tua siswa masuk ke dalam lingkungan sekolah bahkan masuk ke dalam kelas.

“Kalau ada pelajaran yang susah, kita bisa tetap masuk kelas. Agar bisa tau, gurunya ngajar seperti apa? Lalu kita bisa praktekan di rumah juga. Lalu alasan lainnya juga, kita bisa kenal lingkungannya dia”

Dengan hanya menghabiskan maksimal 4 hari di sekolah dan sisanya di rumah, anak-anaknya menjadi mempunyai waktu luang yang lebih banyak dengan Stephen dan istrinya. Karena itu, mereka mempunyai kesempatan menghabiskan waktu bersama. Karena selalu terlihat bersama, orang-orang memberi julukan tersendiri untuk keluarga ini. “Ya, mungkin dari kecil selalu bareng, jadi kita selalu di bilang 4 paket. Hahaha”

Stephen dan keluarga tidak suka tempat yang ramai. Karena itu mereka lebih suka pergi jalan-jalan saat weekdays. “Yaa, yang penting gk ramai aja. Makanya kalau weekend jarang ke mal. Biasanya ke mal pas weekday karena suara tenang.” Begitu jawab Stephen ketika ditanya apakah ada tempat yang tidak ia dan keluarganya sukai untuk menghabiskan waktu luang.

Stephen memiliki aturan tersendiri untuk keluarganya ketika mereka pergi bersama yaitu tidak boleh sibuk sendiri dan harus mengobrol. “. Inginnya semua ngobrol, karena pada saat ada waktu ngobrol ya ngobrol.” Begitu alasanya. Tentunya hal ini baik, karena dengan begitu komunikasi antara anggota keluarga lancar dan menjadi dekat satu dengan yang lainya. Itulah tujuan Stephen, sang kepala keluarga dari keluarga 4 paket.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar