Pradnya
pratita, atau yang akrab dipanggil Tita adalah pecinta art atau seni. Baik
kehidupan keseharianya ataupun caranya mengisi waktu luang, tidak jauh-jauh
dari seni. Tita kini bekerja di Dwi Daco, sebuah perusahaan Consultant Interior
Design. “Main Project nya sih interior design cuma pendukung lainya sih
misalnya arsitektur sama design product sama graffiti..” Jelas Tita. Bila seni
menggambar merupakan pekerjaanya, lain lagi bentuk seni yang ia sukai untuk
mengisi waktu luang.
“Aku tuh suka banget nari.
Itu hobiku dari lama sih sebenernya, tapi dari SMA ya mungkin mulai aktifnya.
Jadi akhirnya sampe sekarang pun aku masih aktif nari. Aku masih nari ya dua
kali seminggu sih biasanya. Pokoknya intinya aku tuh suka banget bergerak..”
Tita yang mengaku merupakan
pribadi yang suka bergerak dan ngga bisa diam ini, mencoba mencari sanggar tari
sehingga ia dapat menyalurkan hobi nya di bidang tari. Secara tidak sengaja,
tita melihat banner iklan mengenai suatu sanggar. Setelah mencari lebih lanjut
di Internet, akhirnya ia memutuskan bergabung. Di sanggar tersebut, tita
bertemu orang-orang yang mempunyai hobi sama denganya. Dari orang-orang
tersebut tita mengetahui keberadaan suatu komunitas tari.
“Kalau yang komunitas sih sebenernya tau dari temen-temen di sanggar
itu dulu karena disitu banyak orang-orang yang suka nari juga kan. Nah dari
situ aku denger-denger tempat lain. Ya itu pokoknya dari temen mulut ke mulut.”
Jadi
dapat dilihat Tita suka berada di lingkungan dengan orang-orang yang mempunyai
minat dan hobi yang sama denganya. Belum puas dengan satu sanggar, bersama
teman dari sanggarnya, tita bergabung dengan suatu komunitas tari. Ia senang,
kini di Jakarta sudah banyak wadah untuk menyalurkan hobi nya. Berbeda dengan
ketika ia muda, komunitas tidak sebanyak sekarang. Ketika ditanya apakah ada
hobi lain, tita menjawab bahwa ia suka jalan-jalan. Namun tita memutuskan untuk
tidak ikut komunitas untuk pecinta jalan-jalan. Alasanya, menari lah yang
paling tita sukai, dan bukan jalan-jalan.
Menariknya, hobi tita menari, mendorongnya
untuk berbelanja. “Efeknya jadi banyak sih karena pengen hits, di waktu luang
aku juga jadi suka beli baju-baju dance atau sport brand nike.” Tutur tita.
Tita mengaku sulit mengcontrol keinginanya untuk membeli berbagai sports wear
yang memang ia gunakan untuk latihan dan perform.
“Itu sebenarnya keinginan diri sendiri aja
yang sebenernya harusnya
aku bisa control tapi susah. Ibaratnya
kaya….sebenernya kebutuhan sih….sports wear yang bagus buat aku membantu bisa
beraktivitas lebih semangat dan lebih baik aja. Entah sugesti atau apa cuma
kayanya sih…”
Untuk hobinya ini, tita rela sering ke mall
untuk mencari kebutuhan yang ia gunakan untuk menari. Ia mengaku banyak
menghabiskan waktu untuk berbelanja baju untuk menari terutama sports wear.
Selain itu, demi hobi nya juga, tita juga rela menomor duakan pekerjaanya.
“Yang paling memorable buat aku ada gara-gara
kan aku nari tapi aku juga kerja. Pernah waktu itu aku mau perform dan memang
ini agak nakal tapi enggak sih aku justru mengutamakan nari. Waktu itu ada
event, harus gladiresik kan kalau mau tampil, terus aku harus standby lebih
awal di hari kerja. Otomatis aku harus izin kerja ngakunya sakit demi perform
itu. Rela bener-bener ngorbanin untuk dapet benefit dari leisure time aku.”
Menurut tita, leisure time itu diibaratkan
penyeimbang hidup. “Penyeimbang hidup karena menurut aku buat kerja sama leisure
itu sama-sama penting. Menurut aku bukan kerjaan lebih penting terus hobi ga
penting.” Jelas tita. Ia menambahkan bahwa hidupnya akan terasa tidak enak bila
hanya diisi dengan bekerja. Karena itu, untuk menyeimbangkan hidupnya, ia
memilih seni tari. Sesuatu yang ia sukai dan ia tidak berencana meninggalkan
dalam waktu dekat.
Tita berharap kedepanya orang-orang indonesia
yang memiliki hobi di bidang seni dapat dibuatkan suatu tempat yang gratis yang
dapat dijadikan wadah bagi mereka untuk menyalurkan bakatnya. Ia melihat tempat
seperti itu di Singapura. Dimana banyak orang Indonesia pula yang tampil di
tempat tersebut. Di tempat tersebut rutin di adakan event-event.
“Aku berharap Indonesia bisa kaya gitu
menghadirkan satu pertunjukan yang bisa jadi agenda rutin dan memang ada wadah
atau auditorium teater memang qualified untuk menampilkan pertunjukan musikal
atau art.”
Dirinya berharap di masa depan Indonesia memiliki tempat tersebut, dimana tempat
tersebut dapat menarik tidak hanya orang Indonesia, namun juga orang dari luar
negeri untuk datang dan mempertunjukan kebolehanya, seperti layaknya tempat
yang ia ceritakan yang terdapat di Singapura. Dirinya yakin, bahwa negeri
tercintanya, Indonesia, mampu mewujudkan hal tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar