Rabu, 24 September 2014

“Pecinta Seni yang Ngga Bisa Diem”


Pradnya pratita, atau yang akrab dipanggil Tita adalah pecinta art atau seni. Baik kehidupan keseharianya ataupun caranya mengisi waktu luang, tidak jauh-jauh dari seni. Tita kini bekerja di Dwi Daco, sebuah perusahaan Consultant Interior Design. “Main Project nya sih interior design cuma pendukung lainya sih misalnya arsitektur sama design product sama graffiti..” Jelas Tita. Bila seni menggambar merupakan pekerjaanya, lain lagi bentuk seni yang ia sukai untuk mengisi waktu luang.

“Aku tuh suka banget nari. Itu hobiku dari lama sih sebenernya, tapi dari SMA ya mungkin mulai aktifnya. Jadi akhirnya sampe sekarang pun aku masih aktif nari. Aku masih nari ya dua kali seminggu sih biasanya. Pokoknya intinya aku tuh suka banget bergerak..”

Tita yang mengaku merupakan pribadi yang suka bergerak dan ngga bisa diam ini, mencoba mencari sanggar tari sehingga ia dapat menyalurkan hobi nya di bidang tari. Secara tidak sengaja, tita melihat banner iklan mengenai suatu sanggar. Setelah mencari lebih lanjut di Internet, akhirnya ia memutuskan bergabung. Di sanggar tersebut, tita bertemu orang-orang yang mempunyai hobi sama denganya. Dari orang-orang tersebut tita mengetahui keberadaan suatu komunitas tari.

Kalau yang komunitas sih sebenernya tau dari temen-temen di sanggar itu dulu karena disitu banyak orang-orang yang suka nari juga kan. Nah dari situ aku denger-denger tempat lain. Ya itu pokoknya dari temen mulut ke mulut.”

 Jadi dapat dilihat Tita suka berada di lingkungan dengan orang-orang yang mempunyai minat dan hobi yang sama denganya. Belum puas dengan satu sanggar, bersama teman dari sanggarnya, tita bergabung dengan suatu komunitas tari. Ia senang, kini di Jakarta sudah banyak wadah untuk menyalurkan hobi nya. Berbeda dengan ketika ia muda, komunitas tidak sebanyak sekarang. Ketika ditanya apakah ada hobi lain, tita menjawab bahwa ia suka jalan-jalan. Namun tita memutuskan untuk tidak ikut komunitas untuk pecinta jalan-jalan. Alasanya, menari lah yang paling tita sukai, dan bukan jalan-jalan.

Menariknya, hobi tita menari, mendorongnya untuk berbelanja. “Efeknya jadi banyak sih karena pengen hits, di waktu luang aku juga jadi suka beli baju-baju dance atau sport brand nike.” Tutur tita. Tita mengaku sulit mengcontrol keinginanya untuk membeli berbagai sports wear yang memang ia gunakan untuk latihan dan perform.



“Itu sebenarnya keinginan diri sendiri aja yang sebenernya harusnya
aku bisa control tapi susah. Ibaratnya kaya….sebenernya kebutuhan sih….sports wear yang bagus buat aku membantu bisa beraktivitas lebih semangat dan lebih baik aja. Entah sugesti atau apa cuma kayanya sih…”

Untuk hobinya ini, tita rela sering ke mall untuk mencari kebutuhan yang ia gunakan untuk menari. Ia mengaku banyak menghabiskan waktu untuk berbelanja baju untuk menari terutama sports wear. Selain itu, demi hobi nya juga, tita juga rela menomor duakan pekerjaanya.

“Yang paling memorable buat aku ada gara-gara kan aku nari tapi aku juga kerja. Pernah waktu itu aku mau perform dan memang ini agak nakal tapi enggak sih aku justru mengutamakan nari. Waktu itu ada event, harus gladiresik kan kalau mau tampil, terus aku harus standby lebih awal di hari kerja. Otomatis aku harus izin kerja ngakunya sakit demi perform itu. Rela bener-bener ngorbanin untuk dapet benefit dari leisure time aku.”

Menurut tita, leisure time itu diibaratkan penyeimbang hidup. “Penyeimbang hidup karena menurut aku buat kerja sama leisure itu sama-sama penting. Menurut aku bukan kerjaan lebih penting terus hobi ga penting.” Jelas tita. Ia menambahkan bahwa hidupnya akan terasa tidak enak bila hanya diisi dengan bekerja. Karena itu, untuk menyeimbangkan hidupnya, ia memilih seni tari. Sesuatu yang ia sukai dan ia tidak berencana meninggalkan dalam waktu dekat.

Tita berharap kedepanya orang-orang indonesia yang memiliki hobi di bidang seni dapat dibuatkan suatu tempat yang gratis yang dapat dijadikan wadah bagi mereka untuk menyalurkan bakatnya. Ia melihat tempat seperti itu di Singapura. Dimana banyak orang Indonesia pula yang tampil di tempat tersebut. Di tempat tersebut rutin di adakan event-event.

“Aku berharap Indonesia bisa kaya gitu menghadirkan satu pertunjukan yang bisa jadi agenda rutin dan memang ada wadah atau auditorium teater memang qualified untuk menampilkan pertunjukan musikal atau art.”

Dirinya berharap di masa depan Indonesia  memiliki tempat tersebut, dimana tempat tersebut dapat menarik tidak hanya orang Indonesia, namun juga orang dari luar negeri untuk datang dan mempertunjukan kebolehanya, seperti layaknya tempat yang ia ceritakan yang terdapat di Singapura. Dirinya yakin, bahwa negeri tercintanya, Indonesia, mampu mewujudkan hal tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar